Suaraham.com I Makassar Dugaan illegal miningyang terjadi di wilayah ex Izin Usaha Pertambangan IUP PT Mining Maju MM Kecamatan Lasusua Kabupaten Kolaka Utara Kolut diduga masih terus beroperasi.
Pasalnya usai menelan korban bernama Sukri 28 dan Ardiansyah 27 di lokasi eks IUP PT Mining Maju di Kecmatan Lasusua pada 5 Oktober 2022 lalu, yang kemudian pihak kepolisian menetapkan tiga tersangka, aktivitas illegal mining di wialayah tersebut masih terus berjalan.
Adapun pelaku yang ditetapkan sebagai tersangka yakni S merupakan Direktur PT Astata yaitu perusahaan yang mempekerjakan kedua korban di lokasi eks PT Mining Maju.
Selain S, polisi juga turut metapkan JAS dan AAF sebagai tersangka. Keduanya merupakan operator eksavator PT Astata.
Akibat peristiwa itu kemudian pihak kepolisian menghentikan Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Mining Maju MM Tetapi kenyataannya, sejumlah penambang liar diduga masih terus menggarap ore nikel di lokasi eks IUP PT Mining Maju. Padahal diketahui, IUP PT Mining Maju sudah dicabut sejak beberapa tahun lalu.
Aktivitas ilegal mining di eks IUP PT Mining Maju dan sekitarnya sulit untuk dihentikan karena ada dugaan diback up oleh oknum aparat dari dua instansi kata Presidium Pengurus Pusat PP Jaringan Advokasi Masyarakat Indonesia Jamindo Muh Gilang Anugrah, kepada media ini, (20/10/ 2022)
Semua penambang ilegal di lokasi itu tidak akan berhenti beroperasi meski sudah ada korban jiwa. Sebab, kami duga aktivitas di lokasi itu di back up oknum aparat dari dua instansi dengan sistem koordinasi ungkap Gilang.
Berdasarkan informasi yang dihimpun pihaknya, yang diperkuat dengan sejumlah bukti, aktivitas penambangan di lokasi PT Mining Maju sudah terjadi bertahun-tahun.
Aktivitas penambangan ilegal di wilayah eks PT Mining Maju sudah terjadi sejak dua tahun lalu sampai sekarang dengan sistem koordinasi ke oknum aparat, kemudian menggunakan dokumen terbang untuk penjualan dan juga menggunakan jetty ilegal untuk pemuatan bebernya.
Aktivitas yang terjadi secara masif itu menurut kami tidak akan bisa dilakukan tanpa adanya koordinasi ke pihak-pihak terkait, jadi dugaan kami banyak instansi terkait yang terlibat di dalamnya tambahnya
Gilang juga menyebutkan, adanya penetapan tersangka dalam kasus tewasnya dua pekerja tambang di lokasi PT Mining Maju, yang salah satunya adalah direktur perusahaan tembang yang berkeja di lokasi itu, tidak bisa menghentikan aktivitas ilegal para penambang liar di sana.
Diduga Karena lemahnya Pengawasan Dinas ESDM, Aktivitas Illegal Mining Marak di Kolaka Utara
Suaraham.com I Makassar Dugaan illegal miningyang terjadi di wilayah ex Izin Usaha Pertambangan IUP PT Mining Maju MM Kecamatan Lasusua Kabupaten Kolaka Utara Kolut diduga masih terus beroperasi.
Pasalnya usai menelan korban bernama Sukri 28 dan Ardiansyah 27 di lokasi eks IUP PT Mining Maju di Kecmatan Lasusua pada 5 Oktober 2022 lalu, yang kemudian pihak kepolisian menetapkan tiga tersangka, aktivitas illegal mining di wialayah tersebut masih terus berjalan.
Adapun pelaku yang ditetapkan sebagai tersangka yakni S merupakan Direktur PT Astata yaitu perusahaan yang mempekerjakan kedua korban di lokasi eks PT Mining Maju.
Selain S, polisi juga turut metapkan JAS dan AAF sebagai tersangka. Keduanya merupakan operator eksavator PT Astata.
Akibat peristiwa itu kemudian pihak kepolisian menghentikan Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Mining Maju MM Tetapi kenyataannya, sejumlah penambang liar diduga masih terus menggarap ore nikel di lokasi eks IUP PT Mining Maju. Padahal diketahui, IUP PT Mining Maju sudah dicabut sejak beberapa tahun lalu.
Aktivitas ilegal mining di eks IUP PT Mining Maju dan sekitarnya sulit untuk dihentikan karena ada dugaan diback up oleh oknum aparat dari dua instansi kata Presidium Pengurus Pusat PP Jaringan Advokasi Masyarakat Indonesia Jamindo Muh Gilang Anugrah, kepada media ini, (20/10/ 2022)
Semua penambang ilegal di lokasi itu tidak akan berhenti beroperasi meski sudah ada korban jiwa. Sebab, kami duga aktivitas di lokasi itu di back up oknum aparat dari dua instansi dengan sistem koordinasi ungkap Gilang.
Berdasarkan informasi yang dihimpun pihaknya, yang diperkuat dengan sejumlah bukti, aktivitas penambangan di lokasi PT Mining Maju sudah terjadi bertahun-tahun.
Aktivitas penambangan ilegal di wilayah eks PT Mining Maju sudah terjadi sejak dua tahun lalu sampai sekarang dengan sistem koordinasi ke oknum aparat, kemudian menggunakan dokumen terbang untuk penjualan dan juga menggunakan jetty ilegal untuk pemuatan bebernya.
Aktivitas yang terjadi secara masif itu menurut kami tidak akan bisa dilakukan tanpa adanya koordinasi ke pihak-pihak terkait, jadi dugaan kami banyak instansi terkait yang terlibat di dalamnya tambahnya
Gilang juga menyebutkan, adanya penetapan tersangka dalam kasus tewasnya dua pekerja tambang di lokasi PT Mining Maju, yang salah satunya adalah direktur perusahaan tembang yang berkeja di lokasi itu, tidak bisa menghentikan aktivitas ilegal para penambang liar di sana.
Penetapan tersangka salah satu direktur kontraktor mining tersebut tidak akan menghentikan para kontraktor lainnya untuk kembali beroperasi, untuk itu kami tantang Bareskrim Polri untuk segera ungkap dan tindak semua para penambang ilegal di eks IUP PT Mining Maju dan sekitarnya. Buktikan bahwa memang Polri mengatensi ilegal mining khususnya di Sultra pungkasnya. TIM
Penetapan tersangka salah satu direktur kontraktor mining tersebut tidak akan menghentikan para kontraktor lainnya untuk kembali beroperasi, untuk itu kami tantang Bareskrim Polri untuk segera ungkap dan tindak semua para penambang ilegal di eks IUP PT Mining Maju dan sekitarnya. Buktikan bahwa memang Polri mengatensi ilegal mining khususnya di Sultra pungkasnya.
TIM.