GAZA I SUARAHAM – Serangan Israel kembali menghantam Jalur Gaza, Palestina, menewaskan sedikitnya 23 warga Palestina.
Israel terus mendesak warga Gaza untuk meninggalkan wilayah tersebut di tengah operasi militer yang berlanjut sejak pekan lalu.
Akibat serangan ini, lebih dari 2,3 juta penduduk Gaza telah mengungsi, sementara blokade Israel menyebabkan krisis pangan dan air bersih di wilayah itu.
Pada Selasa (25/3), tentara Israel mengeluarkan perintah evakuasi bagi penduduk di kota-kota perbatasan utara, dengan alasan bahwa kelompok bersenjata Palestina menembakkan roket ke Israel dari wilayah tersebut.
Kota-kota yang terdampak termasuk Jabalia, Beit Lahiya, Beit Hanoun, dan Shejaia di Kota Gaza. Perintah serupa juga berlaku untuk beberapa wilayah di Khan Younis dan Rafah di selatan Gaza.
“Demi keselamatan Anda, segera pindah ke selatan ke tempat perlindungan yang diketahui,” bunyi pernyataan militer Israel yang ditujukan kepada penduduk di Jabalia, kamp pengungsian terbesar di Gaza.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan serangan ini bertujuan untuk menekan Hamas agar membebaskan 59 sandera. Namun, serangan tersebut justru menewaskan ratusan warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, sebanyak 730 warga Palestina telah tewas sejak Israel kembali melancarkan serangan pada 18 Maret 2025. Pejabat Palestina dan Perserikatan Bangsa-Bangsa menegaskan bahwa tidak ada tempat aman di Jalur Gaza.