JAKARTA | SUARAHAM – Posisi dolar Amerika Serikat (AS) dalam komposisi cadangan devisa dunia terus menunjukkan penurunan dari kuartal ke kuartal. Meski demikian, dominasi dolar AS sebagai mata uang global masih belum tergoyahkan oleh mata uang lainnya.
Sejak era 1920-an, dolar AS telah mengambil alih peran dominan dari poundsterling Inggris sebagai mata uang utama dunia. Status sebagai ‘King Dollar’ semakin diperkuat melalui sistem Bretton Woods yang dibentuk pada 1944. Sistem ini menciptakan tatanan moneter baru, di mana emas tidak lagi dijadikan satu-satunya acuan nilai tukar.
Namun, apakah gelar ‘King Dollar’ masih relevan hingga saat ini?
Untuk menjawabnya, kita perlu melihat data dari Dana Moneter Internasional (IMF) terkait komposisi cadangan devisa global. Semua mata uang telah dikonversi ke dalam dolar AS untuk keperluan perbandingan. Berdasarkan data tersebut, berikut adalah delapan mata uang yang paling mendominasi cadangan devisa dunia.
IMF mencatat bahwa hingga akhir tahun 2024, cadangan devisa global mencapai US$11,46 triliun. Dari jumlah tersebut, US$6,63 triliun atau sekitar 57,8% masih berdenominasi dolar AS—angka yang jauh melampaui mata uang lainnya. Di posisi kedua, Euro mencatat dominasi sebesar 19,83%.
Kendati masih dominan, porsi dolar AS dalam cadangan devisa global terus mengalami penyusutan. Pada kuartal IV-2024, proporsinya tercatat turun sebesar 0,88% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Penurunan ini menjadi sinyal bahwa peran dolar sebagai penguasa tunggal mungkin mulai memasuki fase tantangan, meski belum ada mata uang lain yang benar-benar mampu menggantikannya.