SELAYAR | SUARAHAM – Kecamatan Pasilambena, salah satu wilayah terluar Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, menunjukkan kesiapannya menjadi sentra komoditas pertanian dan kelautan. Terletak di perbatasan langsung dengan Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), kecamatan ini siap melakukan pengiriman perdana sebanyak 6 ton jagung.
Camat Pasilambena, Andi Irwan, memimpin langsung upaya penguatan potensi lokal dengan pendekatan inovatif dan strategis. Sejak menjabat dua tahun lalu, ia fokus pada pemberdayaan masyarakat, pengelolaan sumber daya alam, dan peningkatan kesejahteraan warga.
Wilayah yang sebelumnya dikenal sebagai kawasan tertinggal dan terisolasi, kini mulai bangkit. Pasilambena perlahan menanggalkan predikat tersebut dan kini tampil percaya diri sebagai penyangga komoditas hasil bumi dan laut.
Pengiriman perdana jagung kuning sebanyak satu ton ditujukan ke Kecamatan Pasimarannu, sebagai bagian dari dukungan terhadap kebutuhan pakan ternak unggas di pulau tetangga. Jagung yang telah dipipil ini dibanderol dengan harga Rp5.500 per kilogram, setelah diberikan potongan harga khusus.
Menurut Andi Irwan, pengiriman perdana ini akan segera disusul dengan distribusi lima ton jagung ke ibu kota kabupaten di Benteng, Selayar. Selain jagung kuning, petani di Pasilambena juga siap memasok jagung pulut putih dan jenis jagung untuk bahan baku beras jagung.
Ketiga jenis jagung tersebut dibudidayakan di atas lahan seluas 2,5 hektare milik Baso Daeng, yang berlokasi di Batu Raja, Desa Lembang Mate’ne.
Melihat potensi besar wilayahnya, Andi Irwan turun langsung ke lapangan. Ia terlibat dalam proses identifikasi, pendampingan petani, hingga pengemasan dan pemasaran produk. Pendekatan ini menjadikan Pasilambena tidak hanya mandiri, tapi juga siap berkontribusi terhadap ketahanan pangan wilayah sekitarnya.
(Fadly Syarif)