MAKASSAR | SUARAHAM – Pihak Universitas Bosowa (Unibos) memilih untuk tidak memberikan tanggapan terkait keluhan sejumlah orang tua mahasiswa Fakultas Kedokteran mengenai status akreditasi program studi yang hingga kini masih berada pada peringkat C, padahal sebelumnya dijanjikan akan meningkat menjadi akreditasi B.(10/06/2025)
Upaya konfirmasi oleh pihak media kepada Humas Unibos, Iman, di Yayasan Kampus Unibos tidak membuahkan hasil karena yang bersangkutan tidak berada di tempat. Pesan konfirmasi melalui aplikasi WhatsApp pun tidak mendapatkan respons.
Hal serupa juga terjadi saat media mendatangi Dekan Fakultas Kedokteran Unibos, Rahmawati Tamrin—yang akrab disapa Ibu Arin. Selain tidak merespons saat didatangi langsung, ia juga memilih bungkam ketika dihubungi melalui pesan WhatsApp.
Sebelumnya, sejumlah orang tua mahasiswa menyampaikan kekecewaan mereka terhadap pihak kampus yang dianggap tidak menepati janji untuk meningkatkan status akreditasi program studi kedokteran dari C menjadi B.
“Kami dijanjikan sejak awal bahwa akreditasi akan segera naik ke B agar anak-anak kami bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang spesialis. Tapi hingga sekarang, tak ada kejelasan. Hanya janji manis,” ungkap salah satu orang tua mahasiswa kepada media.
Ia menambahkan, banyak orang tua telah berkorban besar secara finansial demi membiayai pendidikan anak-anak mereka di Unibos, dengan harapan dapat mendukung cita-cita menjadi dokter spesialis. Namun, mahalnya biaya masuk, uang semesteran, serta beban biaya lainnya dianggap tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh.
“Kami ingin anak-anak kami menjadi dokter yang berguna bagi masyarakat. Tapi kalau kondisinya seperti ini, kami merasa sangat dirugikan. Bukan hanya secara materi, tapi juga secara waktu dan masa depan anak-anak kami,” lanjutnya.
Pertemuan dengar pendapat terakhir yang digelar pada 17 Desember 2024 lalu pun belum menunjukkan perkembangan signifikan mengenai peningkatan akreditasi. Hal ini semakin memperkuat kekecewaan para orang tua.
Akreditasi merupakan indikator utama dalam menilai mutu suatu program studi. Status akreditasi C pada program kedokteran menjadi kendala besar bagi mahasiswa yang ingin melanjutkan ke pendidikan spesialis atau memasuki dunia kerja profesional.
“Kalau situasinya seperti ini, siapa yang akan bertanggung jawab? Masa depan anak-anak kami dipertaruhkan,” tegas salah satu orang tua mahasiswa.
Para orang tua mendesak pihak universitas untuk segera mengambil langkah konkret. Mereka meminta transparansi serta kepastian dalam proses peningkatan akreditasi yang hingga kini dinilai hanya sebatas janji.