DAERAH  

Sederet Prestasi Sang Putra Maros, Aipda Raslin Mantan Pemain Liga Thailand Yang Melegenda

MAROS I SUARAHAM Sosok Aipda Raslin, anggota Satuan Lalu Lintas Polres Maros, kini menjadi sorotan publik. Bukan karena tugasnya mengatur lalu lintas, melainkan karena dedikasinya yang luar biasa sebagai pelatih sukarela olahraga Sepak Takraw di Maros.

Anak Didik Aipda Raslin, anggota Satuan Lalu Lintas Polres Maros Yang Berprestasi

Di balik seragam polisinya, tersimpan kisah panjang perjuangan dari pelosok desa hingga mengharumkan nama bangsa.

Semua bermula pada tahun 1967, ketika seorang mahasiswa bernama Muh. Jabir yang kala itu merupakan atlet takraw internasional datang ke Dusun Bunga Eja, Desa Tukamasea.

Anak Didik Aipda Raslin, anggota Satuan Lalu Lintas Polres Maros Yang Berprestasi

Ia berlatih di depan rumah kepala desa. Raslin kecil yang masih duduk di kelas 6 SD, penasaran dan selalu mengikuti sesi latihan sang atlet.

“Saya sering mengambil bola saat terjatuh. Dari situ saya mulai tertarik dan setiap sore ikut membantu dan mengamati,” kenang Raslin.

Ketika Muh. Jabir hendak kembali ke Ujung Pandang, Raslin memberanikan diri meminta bola bekas latihan.

Bola itu ia jahit sendiri, dan ia gunakan untuk berlatih di pematang sawah bahkan saat hujan sekalipun.

Saat musim kemarau, bola tersebut ia ikat dengan tali rapiah lalu digantung di pohon sebagai alat latihan.

Pada tahun 1999, bakat Raslin tercium pencari bakat dari Makassar. Pelatih Muh. Rustam, S.Pd., datang ke SMP 10 Bantimurung dan mengikutsertakan Raslin dalam seleksi atlet Sepak Takraw tingkat kabupaten.

Ia lolos dan diterima masuk ke Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Sulsel, mewakili Maros bersama satu rekannya. Di sana, ia diasuh langsung oleh pelatih Rustam dan Wakil Pelatih H. Amirullah hingga lulus dari SMA 7 Makassar.

“Saya berjalan kaki 5 kilometer setiap hari demi latihan sepulang sekolah,” ujar Raslin, mengenang masa-masa kerasnya.

Segudang Prestasi Sebelum Jadi Polisi

Karier Raslin di dunia takraw terus bersinar:

2000: Juara 2 Kejurnas di Surabaya

2001: Juara 1 Prapopnas di Manado

2001: Juara 1 Popnas Nasional

2002: Mewakili Indonesia di ASEAN Schools Games di Jakarta, meraih Juara 3

2002: Dikontrak klub profesional Thailand dengan bayaran Rp20 juta untuk 5 bulan kompetisi

2006: Tampil di Kejuaraan PPLM se-Indonesia di Banjarmasin

2007: Juara 1 Kejurnas di Jakarta mewakili Sulsel

Total, lebih dari 20 kejuaraan telah ia ikuti, mayoritas dengan hasil membanggakan.

Sejak tahun 2017, Aipda Raslin mendirikan Club Tanggul Kota Maros, meski tanpa legalitas resmi. Hingga kini, sudah 6 generasi atlet—sekitar 90 putra-putri dari 14 kecamatan di Maros—telah ia latih.

Beberapa di antaranya bahkan berhasil menembus kejuaraan nasional dan internasional:

Muh. Rijal

Rahmat

Ikmal

Ahmad Taufik

Tak hanya itu, para atlet binaannya juga banyak yang diterima sebagai anggota Polri, TNI, PNS, hingga bekerja di perusahaan swasta melalui jalur prestasi.

Meski tak pernah mendapat dukungan dana dari pemerintah, Raslin tidak pernah mundur. Ia menggunakan uang pribadi dari gajinya untuk membeli bola, net, seragam, hingga menyewa lapangan latihan.

“Namanya juga sukarela. Saya hanya ingin memberi kesempatan bagi anak-anak daerah agar bisa sukses seperti saya dulu,” ungkap Raslin dengan penuh ketulusan.

Kisah Aipda Raslin bukan sekadar kisah seorang polisi yang mengabdi, tapi juga tentang bagaimana mimpi besar bisa lahir dari desa terpencil dan menginspirasi generasi masa depan. Semangat, dedikasi, dan cintanya pada olahraga takraw menjadikan Raslin sebagai salah satu pahlawan lokal yang patut diapresiasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *