Mafia Solar & Tambang Ilegal Diduga Dilindungi Oknum Aparat, GARIS INDONESIA: Copot Kapolres Bulukumba

MAKASSAR I SUARAHAM — Suasana memanas di depan Mapolda Sulawesi Selatan, Kamis (6/11/2025), ketika GARIS INDONESIA menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran menuntut penuntasan dugaan mafia solar bersubsidi dan aktivitas tambang ilegal (galian C) di Kabupaten Bulukumba.

Dalam orasinya, Jenderal Lapangan GARIS INDONESIA menegaskan bahwa praktik mafia energi dan tambang ilegal ini tidak hanya merugikan negara, tetapi juga merupakan bentuk kejahatan terorganisir yang diduga mendapat perlindungan dari oknum aparat.

Dari hasil investigasi lapangan, laporan warga, dan dokumentasi visual yang dihimpun oleh tim advokasi GARIS INDONESIA, ditemukan indikasi kuat adanya jaringan terstruktur yang melakukan:

Penimbunan solar bersubsidi menggunakan tangki rakitan (modifikasi).

Aktivitas galian C tanpa izin (IUP/IUPK/IPR) di Desa Taccorong, Kecamatan Gantarang, Bulukumba.

Dugaan kuat adanya oknum aparat keamanan yang membekingi operasi ilegal tersebut.

Aktivitas tambang tersebut disebut merusak lingkungan, merugikan negara, dan menampar wajah penegakan hukum yang dinilai mandul di tingkat daerah.

“Kami menemukan pola kejahatan yang bukan spontan, tapi sistematis.
Solar rakyat dijarah, tanah rakyat dikeruk, dan hukum hanya berdiri sebagai penonton.
Negara tak boleh berlindung di balik seragam untuk membenarkan pembiaran.”  Ungkap Jenderal Lapangan GARIS INDONESIA, usai aksi di Mapolda Sulsel.

GARIS INDONESIA menegaskan bahwa praktik mafia energi dan tambang ilegal di Bulukumba adalah pengkhianatan terhadap keadilan sosial dan kedaulatan rakyat atas sumber daya alam.

Menurut mereka, kejahatan ini hanya dapat tumbuh karena pembiaran, perlindungan, dan ketakutan aparat untuk menindak.

Kapolda Sulsel membentuk tim investigasi khusus untuk mengusut tuntas dugaan mafia solar di Sulawesi Selatan.

Mencopot Kapolres Bulukumba, karena dinilai gagal menegakkan supremasi hukum.

Mencopot oknum aparat yang diduga membekingi mafia solar dan aktivitas tambang ilegal.

Mewujudkan AstaCita Presiden RI dalam pemberantasan mafia sumber daya alam.

GARIS INDONESIA menegaskan bahwa mereka tidak hanya berunjuk rasa, tetapi akan mengambil langkah lebih jauh melalui pelaporan resmi berdasarkan hasil investigasi dan dokumentasi lapangan.

“Kami tidak datang hanya untuk berteriak. Kami membawa data, bukti, dan nama.
Bila negara masih diam, kami pastikan publik akan tahu siapa yang mereka lindungi.”

Langkah ini disebut sebagai bagian dari proses advokasi publik sekaligus peringatan keras bagi aparat penegak hukum untuk tidak lagi bermain mata dengan mafia energi.

Sebagai penutup, Ketua Umum GARIS INDONESIA, Andry Jusliandi, memberikan pernyataan tegas:

“Aksi kami bukan akhir. Ini adalah awal perlawanan rakyat.
Mafia energi tak bisa dikalahkan dengan diam, dan keadilan tak akan lahir dari kepura-puraan.
Kami akan terus membuka fakta, menantang pembiaran, dan berdiri di sisi rakyat yang dikhianati.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *