Opini  

“Saatnya Kapolres Maros Dipimpin Oleh Putra Daerah Asli”

OpiniSUARAHAM.COM |Gelombang reformasi di tubuh Kepolisian Republik Indonesia kini menjadi perbincangan nasional. Presiden telah memberi sinyal kuat untuk mempercepat pembenahan institusi Polri agar semakin profesional, humanis, dan responsif terhadap dinamika masyarakat. Namun di tengah semangat perubahan itu, daerah seperti Kabupaten Maros masih menanti bukti konkret bahwa reformasi tersebut benar-benar berpihak pada keadilan lokal.

Sebagai warga Maros, saya berpendapat sudah saatnya jabatan Kapolres Maros diberikan kepada putra daerah asli.
Mengapa? Karena pemimpin yang lahir dan besar dari tanah ini memahami betul denyut sosial masyarakat, kultur lokal, hingga pola komunikasi warga yang khas. Pemahaman itu tidak bisa didapat hanya dari laporan atau statistik. Ia lahir dari pengalaman, kedekatan, dan keterlibatan emosional dengan masyarakat yang dilayani.

Dalam beberapa tahun terakhir, jabatan Kapolres Maros umumnya diisi oleh perwira dari luar daerah. Tidak salah, karena semua putra Polri adalah anak bangsa. Namun realitanya, kebijakan penempatan seperti itu sering kali membuat jarak antara pimpinan kepolisian dengan masyarakat setempat. Akibatnya, pendekatan sosial dan rasa memiliki dari masyarakat terhadap Polri menjadi lemah.

Putra daerah bukan berarti lebih hebat secara teknis, tetapi ia memiliki modal sosial yang tak ternilai — kepercayaan publik. Dalam konteks daerah seperti Maros, kedekatan emosional dan budaya ini sangat berpengaruh terhadap efektivitas kepemimpinan Polri di lapangan. Polri tidak hanya menjaga hukum, tapi juga menjadi bagian dari denyut kehidupan sosial masyarakat.

Selain itu, apabila perwira Polri asal Maros yang kini telah berkarier cemerlang di berbagai daerah. Mengapa tidak memberi mereka kesempatan untuk memimpin kampung halamannya sendiri? Ini bukan bentuk fanatisme, tapi bagian dari upaya pemerataan dan penghargaan atas potensi lokal. Jika pejabat sipil dan politik bisa memperjuangkan asas keterwakilan daerah, mengapa Polri tidak bisa mempertimbangkan prinsip yang sama dalam semangat reformasi?

Saya selaku Masyarakat Maros menaruh harapan besar agar Polri di daerah ini dipimpin oleh figur yang tidak hanya berwenang, tetapi juga berakar. Sosok yang mengenal karakter rakyatnya, mengerti problem sosial di kampungnya, dan mampu membangun kepercayaan dari bawah — bukan sekadar menjalankan tugas administratif dari atas.

Reformasi Polri akan terasa nyata ketika perubahan juga dirasakan di daerah. Dan perubahan itu akan lebih bermakna jika dimulai dengan memberi ruang bagi putra daerah untuk memimpin tanah kelahirannya sendiri.

Kontributor / Penulis independen) Tanggal: 8 November 2025, Lokasi: Maros, Oleh: Muhammad Sakri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *